Pilkada Kabupaten Inhil akan diadakan pada tanggal 4 September 2013
Rabu, 27 Maret 2013
Senin, 25 Maret 2013
BIOGRAFI IMAM BUKHARI
Pertumbuhan beliau
Nama:Â Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah.
Kuniyah beliau: Abu Abdullah
Nasab beliau:
Al Ju'fi; nisabah Al Ju'fi adalah
nisbah arabiyyah. Faktor penyebabnya adalah, bahwasanya al Mughirah kakek
Bukhari yang kedua masuk Islam berkat bimbingan dari Al Yaman Al Ju'fi. Maka
nisbah beliau kepada Al Ju'fi adalah nisbah perwalian
Al Bukhari; yang merupakan nisbah
kepada negri Imam Bukhari lahir
Tanggal lahir: Beliau dilahirkan pada hari Jum'at setelah shalat Jum'at 13
Syawwal 194 H
Tempat lahir: Bukhara
Masa kecil beliau: Bukhari dididik dalam keluarga yang berilmu. Bapaknya
adalah seorang ahli hadits, akan tetapi dia tidak termasuk ulama yang banyak
meriwayatkan hadits, Bukhari menyebutkan di dalam kitab tarikh kabirnya, bahwa
bapaknya telah melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al Mubarak, dan dia
telah mendengar dari imam Malik, karena itulah dia termasuk ulama bermadzhab
Maliki. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh
sang ibu dalam kondisi yatim. Akan tetapi ayahnya meninggalkan Bukhari dalam
keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Bapak Imam Bukhari
berkata ketika menjelang kematiannya; "Aku tidak mengetahui satu dirham
pun dari hartaku dari barang yang haram, dan begitu juga satu dirhampun hartaku
bukan dari hal yang syubhat."
Maka dengan harta tersebut Bukhari menjadikannya sebagai media untuk sibuk
dalam hal menuntut ilmu.
Ketika menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi
kota suci, kemudian dia tinggal di Makkah dekat dengan baitulah beberapa saat
guna menuntut ilmu.
Kisah hilangnya penglihatan beliau: Ketika masa kecilnya, kedua mata
Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim
'Alaihi wa sallam berujar kepadanya; "Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah
memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan
kepada-Nya." Menjelang pagi harinya ibu imam Bukhari mendapati penglihatan
anaknya telah sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Allah subhanahu wa ta'ala
yang di berikan kepada imam Bukhari di kala kecilnya.
Perjalan beliau dalam menuntut ilmu
Kecerdasan dan kejeniusan beliau
kecerdasan dan kejeniusan Bukhari nampak semenjak masih kecil. Allah
menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan
yang sangat kuat, sedikit sekali orang yang memiliki kelebihan seperti dirinya
pada zamannya tersebut. Ada satu riwayat yang menuturkan tentang dirinya,
bahwasanya dia menuturkan; "Aku mendapatkan ilham untuk menghafal hadits
ketika aku masih berada di sekolah baca tulis." Maka Muhammad bin Abi
Hatim bertanya kepadanya; "saat itu umurmu berapa?". Dia menjawab;
"Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari sekolah
akupun bolak-balik menghadiri majelis hadits Ad-Dakhili dan ulama hadits yang
lainnya. Ketika sedang membacakan hadits di hadapan murid-muridnya, Ad-Dakhili
berkata; 'Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.' Maka aku
menyelanya; 'Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.' Tapi dia
menghardikku, lalu aku berkata kepadanya, 'kembalikanlah kepada sumber aslinya,
jika anda punya.' Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali
dan berkata, 'Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?' Aku menjawab, 'Dia
adalah Az Zubair. Nama aslinya Ibnu 'Adi yang meriwayatkan hadits dari
Ibrahim.' Kemudian dia pun mengambil pena dan membenarkan catatannya. Dan dia
pun berkata kepadaku, 'Kamu benar.' Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya
kepada Bukhari; "Ketika kamu membantahnya berapa umurmu?". Bukhari
menjawab, "Sebelas tahun."
Hasyid bin Isma'il menuturkan: bahwasanya Bukhari selalu ikut bersama kami
mondar-mandir menghadiri para masayikh Bashrah, dan saat itu dia masih anak
kecil. Tetapi dia tidak pernah menulis (pelajaran yang dia simak), sehingga hal
itu berlalu beberapa hari. Setelah berlalu 6 hari, kamipun mencelanya. Maka dia
menjawab semua celaan kami; "Kalian telah banyak mencela saya, maka
tunjukkanlah kepadaku hadits-hadits yang telah kalian tulis." Maka kami
pun mengeluarkan catatan-catatan hadits kami. Tetapi dia menambahkan hadits
yang lain lagi sebanyak lima belas ribu hadits. Dan dia membaca semua
hadits-hadits tersebut dengan hafalannya di luar kepala. Maka akhirnya kami
mengklarifikasi catatan-catatan kami dengan berpedoman kepada hafalannya.
Permulaannya dalam menuntut ilmu
Aktifitas beliau dalam menuntut ilmu di mulai semenjak sebelum menginjak
masa baligh, dan hal itu di tunjang dengan peninggalan orang tuanya berupa
harta, beliau berkata; 'aku menghabiskan setiap bulan sebanyak lima ratus
dirham, yang aku gunakan untuk pembiaan menuntut ilmu, dan apa yang ada di sisi
Allah itu lebih baik dan lebih eksis.'
Dia bergegas mendatangi majelis-majelis ilmu, ketika dia sudah menghafal Al
qur`an dan menghafal beberapa karya tulis para ulama, dan yang pertama kali karya
tulis yang beliau hafal adalah buku Abdullah bin Al Mubarak, buku Waki' bin al
Jarrah dalam masalah Sunan dan zuhud, dan yang lainnya. Sebagaimana beliau juga
tidak meninggalkan disiplin ilmu dalam masalah fikih dan pendapat.
Rihlah beliau
Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan
sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadits, karena posisi Bukhari
dalam masalah ilmu ini merupakan satu kesatuan pada diri seorang ahlul hadits,
maka dia pun mengikuti sunnah para pendahulunya dan dia pun meniti jalan
mereka. Dia tidak puas dengan hanya menyimak hadits dari penduduk negrinya,
sehingga tidak terelakkan lagi bagi dirinya untuk mengadakan dalam rangka
menuntut ilmu, dia berkeliling ke negri-negri Islam. Dan pertama kali dia
mengadakan perjalanannya adalah pada tahun 210 hijriah, yaitu ketika umurnya
menginjak 16 tahun, pada tahun kepergiannya dalam rangka menunaikan ibadah haji
bersama dengan ibundanya dan saudara tuanya.
Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah sebagai berikut;
Khurasan dan daerah yang
bertetangga dengannya
Bashrah
Kufah
Baghdad
Hijaz (Makkah dan Madinah)
Syam
Al Jazirah (kota-kota yang
terletak di sekitar Dajlah dan eufrat)
Mesir
Bukhari menuturkan tentang rihlah ilmiah yang dia jalani; 'Aku memasuki
Syam, Mesir dan al Jazirah sebanyak dua kali, ke Bashrah sebanyak empat kali,
dan aku tinggal di Hijaz beberapa tahun, dan aku tidak bisa menghitung berapa
kali saya memasuki kawasan Kufah dan Baghdad bersama para muhadditsin.
Guru-guru beliau
Imam Bukhari berjumpa dengan sekelompk kalangan atba'ut tabi'in muda, dan
beliau meriwayatkan hadits dari mereka, sebagaimana beliau juga meriwayatkan
dengan jumlah yang sangat besar dari kalangan selain mereka. Dalam masalah ini
beliau bertutur; ' aku telah menulis dari sekitar seribu delapan puluh jiwa
yang semuanya dari kalangan ahlul hadits.
Guru-guru imam Bukhari terkemuka yang telah beliau riwayatkan haditsnya;
Abu 'Ashim An Nabil
Makki bin Ibrahim
Muhammad bin 'Isa bin Ath Thabba'
Ubaidullah bin Musa
Muhammad bin Salam Al Baikandi
Ahmad bin Hambal
Ishaq bin Manshur
Khallad bin Yahya bin Shafwan
Ayyub bin Sulaiman bin Bilal
Ahmad bin Isykab
Dan masih banyak lagi
Murid-murid beliau
Al Hafidz Shalih Jazzarah berkata; ' Muhammad bin Isma'il duduk mengajar di
Baghdad, dan aku memintanya untuk mendektekan (hadits) kepadaku, maka
berkerumunlah orang-orang kepadanya lebih dari dua puluh ribu orang.
Maka tidaklah mengherankan kalau pengaruh dari majelisnya tersebut
menciptakan kelompok tokoh-tokoh yang cerdas yang meniti manhaj, dintara mereka
itu adalah;
Al imam Abu al Husain Muslim bin
al Hajjaj an Naisaburi (204-261), penulis buku shahih Muslim yang terkenal
Al Imam Abu 'Isa At Tirmizi
(210-279) penulis buku sunan At Tirmidzi yang terkenal
Al Imam Shalih bin Muhammad
(205-293)
Al Imam Abu Bakr bin Muhammad bin
Ishaq bin Khuzaimah (223-311), penulis buku shahih Ibnu Khuzaimah.
Al Imam Abu Al Fadhl Ahmad bin
Salamah An Naisaburi (286), teman dekat imam Muslim, dan dia juga memiliki buku
shahih seperti buku imam Muslim.
Al Imam Muhammad bin Nashr Al
Marwazi (202-294)
Al Hafizh Abu Bakr bin Abi Dawud
Sulaiman bin Al Asy'ats (230-316)
Al Hafizh Abu Al Qasim Abdullah
bin Muhammad bin Abdul 'Aziz Al Baghawi (214-317)
Al Hafizh Abu Al Qadli Abu
Abdillah Al Husain bin Isma'il Al Mahamili (235-330)
Al Imam Abu Ishaq Ibrahim bin
Ma'qil al Nasafi (290)
Al Imam Abu Muhammad Hammad bin
Syakir al Nasawi (311)
Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin
Yusuf bin Mathar al Firabri (231-320)
Karakter imam Bukhari
Meskipun Imam Bukhari sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi
dia merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menegakkan
keta'atan kepada Rabbnya, terpancar pada dirinya ciri-ciri seorang wali yang
terpilih dan orang shalih serta berbakti, yang dapat menciptakan karismatik di
dalam hati dan kedudukan yang mempesona di dalam jiwa.
Dia merupakan pribadi yang banyak mengerjakan shalat, khusu' dan banyak
membaca al Qur`an.
Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: 'dia selalu melaksanakan shalat di waktu
sahur sebanyak tiga belas raka'at, dan menutupnya dengan melaksanakan shalat
witir dengan satu raka'at'
Yang lainnya menuturkan; ' Apabila malam pertama di bulan Ramadlan,
murid-murid imam Bukhari berkumpul kepadanya, maka dia pun meminpin shalat
mereka. Di setiap rak'at dia membaca dua puluh ayat, amalan ini beliau lakukan
sampai dapat mengkhatamkan Al qur`an.
Beliau adalah sosok yang gemar menafkahkan hartanya, banyak berbuat baik,
sangat dermawan, tawadldlu'Â dan wara'.
Persaksian para ulama terhadap beliau
Sangat banyak sekali para ulama yang memberikan kesaksian atas keilmuan
imam Bukhari, diantara mereka ada yang dari kalangan guru-gurunya dan
teman-teman seperiode dengannya. Adapun periode setelah meninggalnya bukhari
sampai saat ini, kedudukan imam Bukhari selalu bersemayam di dalam relung hati
kaum muslimin, baik yang berkecimpung dalam masalah hadits, bahkan dari
kalangan awwam kaum muslimin sekali pun memberikan persaksian atas keagungan
beliau.
Diantara para tokoh ulama yang memberikan persaksian terhadap beliau
adalah;
Abu Bakar ibnu Khuzaimah telah
memberikan kesaksian terhadap Imam Bukhari dengan mengatakan: "Di kolong
langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui hadits dari Muhammad bin
Isma'il."
'Abdan bin 'Utsman Al Marwazi
berkata; 'aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku, seorang pemuda yang
lebih mendapat bashirah dari pemuda ini.' Saat itu telunjuknya diarahkan kepada
Bukhari
Qutaibah bin Sa'id menuturkan;
'aku duduk bermajelis dengan para ahli fikih, orang-orang zuhud dan ahli
ibadah, tetapi aku tidak pernah melihat semenjak aku dapat mencerna ilmu orng
yang seperti Muhammad bin Isma'il. Dia adalah sosok pada zamannya sepertiÂ
'Umar di kalangan para sahabat. Dan dia berkata; ' kalau seandainya Muhammad
bin Isma'il adalah seorang sahabat maka dia merupakan ayat.
Ahmad bin Hambal berkata;
Khurasan tidak pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma'il.
Abu Bakar bin Abi Syaibah dan
Ibnu Numair menuturkan; kami tidak pernah melihat orang yang seperti Muhammad
bin Ism'ail
Bundar berkata; belum ada seorang
lelaki yang memasuki Bashrah lebih mengetahui terhadap hadits dari saudara kami
Abu Abdillah.
Abu Hatim ar-Razi berkata:
"Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal hadits melebihi
Muhammad bin Isma'il, juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota
tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya."
Muslim (pengarang kitab Sahih)
berkata ketika Bukhari menyingkap satu cacat hadits yang tidak di ketahuinya;
"Biarkan saya mencium kedua kaki anda, wahai gurunya para guru dan
pemimpin para ahli hadits, dan dokter hadits dalam masalah ilat hadits."
al-Hafiz Ibn Hajar yang menyatakan:
"Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi
generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan lautan
tak bertepi."
Hasil karya beliau
Diantara hasil karya Imam Bukhari adalah sebagai berikut :
- Al Jami' as Sahih (Sahih Bukhari)
- Al Adab al Mufrad.
- At Tarikh ash Shaghir.
- At Tarikh al Awsath.
- At Tarikh al Kabir.
- At Tafsir al Kabir.
- Al Musnad al Kabir.
- Kitab al 'Ilal.
- Raf'ul Yadain fi ash Shalah.
- Birru al Walidain.
- Kitab al Asyribah.
- Al Qira`ah Khalfa al Imam.
- Kitab ad Dlu'afa.
- Usami ash Shahabah.
- Kitab al Kuna.
- Al Hbbah
- Al Wihdan
- Al Fawa`id
- Qadlaya ash Shahabah wa at Tabi'in
- Masyiikhah
Wafat beliau
Imam Bukhari keluar menuju Samarkand, Tiba di Khartand, sebuah desa kecil
sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun
disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal
pada hari sabtu tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam
usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari
Raya Idul Fitri. Semoga Allah selalu merahmatinya dan ridla kepadanya.
-----------Sumber : Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist
Langganan:
Postingan (Atom)